Biografi Pas Band mulai meniti karir dr panggung-panggung underground sejak 1989. Awalnya, band yg lahir di kampus Unpad yg diperkuat oleh Richard Mutter (dram), Bambang (gitar), Trisno (bas), dan Yuki (vokal) ini kebanyakan mengusung musik-musik beraliran keras macam hardcore.
GRUP yg mencampurkan warna musik rock, hip hop dan punk ini, Pas Band berdiri secara resmi pada tahun 1990. Pada tahun tersebut grup yg terdiri dr Trisno (Bass), Beng Beng (gitar), Yukie (vokal) dan Richard Muttler (drum) ini merilis album EP berbendera indie label dengan debut, /Four Through The Sap./
Sukses album indie tersebut, Pas Band kemudian masuk ke major label Aquarius. Hasilnya mereka mencetak tiga album sukses. Album kelimanya disebut album kenangan sang Dramer Richard yg meninggal awal Februari 2000. Untuk menyukseskan album tersebut, Pas Band menggunakan auditional player, yakni Sandy (U Camp).
BERAWAL dr band kampus di Bandung , Pas Band mencoba masuk ke industri musik Indonesia . Kini kehadirannya mewarnai permusikan tanah air. Adalah Yukie vokalis yg selalu tampil maksimal dalam setiap konsernya.
Dalam penampilan bersama Dave Ghrol dr Foo Fighter, ketika mereka sempat manggung bareng, mantan dosen Sastra Jepang di Unpad ini pernah membuat atraksi kontroversial dengan membuka celananya di tengah penonton.
"Itu memang emosional dan spontanitas saja," kilahnya. Yukie memandang bermusik adlah suatu pekerjaan moral, "Yg harus bisa menjadi pencerahan lahir batin dan pikiran buat semua yg mendengar. Soal simple listening atau tidak itu kembali pada transfer perasaan."
Personil lain, TRISNO Pas Band, tidak memungkiri bahwa lagu yg dibawakan Pas Band banyak menampilkan nuansa yg 'janggal' di telinga ornag yang awam. Hal tersebut karena mereka banyak dipengaruhi oleh permainan grup musik red Hot Chili Pepers dan Perfect No More. "Warna musik Pas Band bisa dikatakan rock yg terkontaminasi.
Ya terkontaminasi rock, jazz, ataupun Heavy metal," ujar Trisno. Sarjana sastra Jerman yg adik kandung Beng Beng ini mengaku pada awalnya terpaksa sering meminjam bas milik pemain lain sebelum manggung, "Saat itu kita belum serius. Namanya juga band mahasiswa yg manggung kalau ada acara rame-rame," ujar Trisno yg kini sudah mampu membeli sendiri peralatan keperluan band di Singapura.
Untuk meraih Sebuah kesuksesan seperti yang sekarang, gitaris yang satu ini mengaku telah mengalami pasang-surutnya kehidupan Di Pas band. Bahkan sempat ganti personel beberapa kali. Bukan berarti kreasi bermusik mereka terhenti bahkan lebih tertantang lagi untuk memberikan karya terbaik. Kini malah boleh dibilang grup musik asal kota kembang ini telah mengibarkan bendera "indie label" di tengah "major lebel" yg menguasai industri musik.
sejarah pas band: Grup yg memulai karirnya dr ajang Indie Lable ini mempunyai keistimewaan dr segi lirik-lirik mereka. Lirik yg mereka tawarkan banyak mengandung pesan-pesan moral yg dibalut dalam yg puitis. Hal ini tidak dapat dilepaskan dr peran Yukie sang vokalis yg memang memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan lirik di Pas Band.
Selain itu mereka juga memiliki kekuatan dr segi musik yg didukung oleh Bengbeng dengan permainan gitarnya yg cukup apik, Trisno dengan cabikan bassnya yg 'galak' serta Richard dengan gebukan drumnya yg menggebu dan sekarang posisinya digantikan oleh Sandy yg tak kalah bagusnya.
Sejalan dengan perjalanan waktu dan bertambahnya usia mereka, mereka mulai menunjukkan kedewasaannya dalam bermusik... Jika pada album pertama 'For Through The Sap' yg diikuti oleh masing-masing 'In (No) Sensation', dan 'IndiVduality' mereka menawarkan musik yg hingar bingar hampir diseluruh lagunya, mulai album 'Psycho ID' mereka menawarkan musik yg dapat dikatakan cukup pantas untuk ukuran mereka yg mulai memasuki usia kedewasaan.
PAS Band yg kini telah menghasilkan album dr label besar Aquarius. Bersama Puppen, Pure Sat, Koil, Pas Band termasuk grup-grup awal yg sejak sekitar 1994 AN terus bertahan dengan idealisme bermusik dengan membuat album sesuai selera band. Belakangan lagu Jengah atau Malam Tetaplah Malam dr album Pas terbitan Aquarius itu banyak digemari publik.
DI city sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yg menjadi cikal bakal scene rock underground di national capital. Namanya Studio Reverse yg terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu percussionist PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dr distribution) yg menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya.
Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen forty.1.24 yg rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yg bertitel "Masa indah banget sekali pisan." Band-band indie yg ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, jam-packed with Hate dan waiting area, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.
Band-band yg sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen.
PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band land yg pertama kali merilis album secara independen. mini album mereka yg bertitel "Four Through The S.A.P" ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yg cukup singkat. Mastermind yg melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. IA adalah director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di land yg kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal city, Jakarta dan sekitarnya.
PAS Band kini menikmati kesuksesannya sebagai band indie yg mencuat. Malah, untuk hitungan jam manggung, band yang satu ini tergolong sangat tinggi jam terbangnya. Sebagai band senior, mereka bisa jadi contoh konsistensi..