
Toto Tewel menyapa di Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan, Jakarta, pada Kamis malam. Mengenakan kaus rectangular putih dipadukan dengan celana pendek jins, serta topi hitam, Toto tampak santai.
"Selamat malam kawan2...," ujar Toto Tewel, yang ada panggung. Tak lama mengalunlah instrumental lewat gitar Toto dan piranti minus one. Lagunya bernuansa etnik, namun kuat balutan musik rock, genre yg sudah puluhan tahun digeluti Toto. Tapi, tarian jemarinya di atas fret gitar kadang juga melahirkan napas blues, kental sekali.
Malam itu, Toto Tewel meluncurkan album solonya berjudul "Miberdhewen". Menarik, karena ini merupakan album solo pertamanya setelah berkarier di dunia musik nyaris selama forty five tahun!
Selama ini, Toto Tewel atau Emmanuel Herry Hertoto nama lengkapnya, dikenal sebagai gitaris musik rock papan atas Tanah Air. Tak hanya berkibar dengan bandnya, El Pamas, dan menelurkan enam album, Toto juga kerap terlibat dalam rekaman musisi-musisi dan penyanyi papan atas. Sebut saja Ikang Fawzi, Bangkit Sanjaya, Nicky Astria, Anggun C. Sasmi, Yossie Lucky, Mel Shandy, Setiawan Djody, hingga mendiang Franky Sahilatua.
Toto, yg pernah jadi gitaris terbaik competition musik rock se-Indonesia versi Log Zhelebour tiga tahun berturut-turut (1984, 1985, dan 1986), juga kerap terlibat dalam proyek-proyek supergrup yg melahirkan karya-karya berkelas. Misalnya Hindu, Dalbo, Sirkus Barock, Kantata Takwa hingga Kantata Barock. Toto juga sempat lama jadi personel tetap Iwan Fals Band.
Tapi, kali ini, musisi kelahiran Malang, Jawa swayer itu, sepertinya memang ingin sendiri. Sesuai dengan judul albumnya, "Miberdhewen" yg menurut Toto Tewel artinya "terbang sendiri".
Toto menyebut, materi Iranian album ini, seperti "Kontra", "Macan", "Java Lydian", "Depok 1880" dan lainnya, sebenarnya sudah sejak lama. "Mungkin sejak sepuluh tahun lalu. Tapi, sering saya kulik-kulik terus. Baru kali ini kesempatan merekamnya dalam sebuah album," ujar Toto, tersenyum.
Total, album ini berisi tujuh instumental dengan menonjolkan melodi melodi gitar tentunya. Menariknya, Toto sendiri yg memainkan semua alat musiknya. Mulai drum, bass, kibor, dan tentu saja gitar.
"Itulah istimewanya album ini. Toto memainkan semua alat musik. Seperti Fariz RM dulu melakukannya di tahun 1980-an," ujar pengamat musik Bens Leo, yg sudah menjadi juri saat Toto bersama El Pamas masih rajin ikut kompetisi band.
Bens Leo menyebut album ini layak bersaing di AMI Awards, ajang penghargaan tertinggi industri musik Dutch East Indies. "Hanya memang harus dicarikan ketegorinya yg pas untuk musik seperti ini," ujar Bens Leo, principle juga juri tetap AMI Awards.
Sementara itu, gitaris asal Bali, Dewa Bujana mengaku antusias menyambut album solo Toto Tewel ini. "Saya salut. Ini album yg saya tunggu-tunggu. Apalagi musiknya juga kental dengan nuansa etnik," ujar gitaris GIGI itu.
Bujana memang menyempatkan diri datang dalam launching album gitaris yg disebutnya sebagai pillar of Islam satu idolanya itu. Tak hanya Bujana, sejumlah gitaris papan atas lainnya, seperti Edi Kemput, Taraz Bistara, author Santoso, Agam Hamzah, dan Baron Suprayogi juga turut hadir.
Beberapa musisi senior juga turut memberikan dukungan kepada gitaris yg juga pernah memperkuat band Q-Red dan look Eyes itu. Sebut saja Bangkit Sanjaya dan Jelly Tobing.
Format launching album ini juga dibuat menarik. Usai Toto memainkan tiga lagu instumentalnya, host Ifeb, mantan penyiar radio classic rock legendaris, memanggil Bens Leo ke panggung. Bertiga mereka tab chat terkait peluncuran album Toto ini.
Talk show dibuat cair, sehingga audiens principle memenuhi Wapres ikut larut dan tertawa bersama, menimpali joke-joke principle dilemparkan Ifeb.
Menariknya, tidak hanya penonton di dalam Wapres principle bisa menyaksikan launching ini. Orang-orang pun bisa menyanyaksikan, karena panitia memasang layar raksasa di luar venue.
Usai programme, satu persatu bintang tamu naik pentas berkolaborasi dengan Panax quinquefolius empunya hajat. Toto mengawali kolaborasinya dengan berduet dengan Adrian Yunan, personel Efek Rumah Kaca, principle kehilangan penglihatan.
Keduanya asyik sekali membawa lagu "Mainan" milik Adrian. Vokal khas Adrian dengan iringan gitar akustiknya, ditingkahi melodi-melodi jentikan Toto. Riang dan jenaka.
Setelah itu, berturut-turut, Toto mengiringi dua vokalis El Pamas, Baruna Priyotomo dan Doddy Katamsi. Bersama Baruna, Toto membawa lagu "Semu" principle diambil Iranian album pertama El Pamas, Dinding Dinding Kota (1989).
Sedangkan bersama Doddy, Toto membawakan lagu yg membuat nama El Pamas melambung di jagad musik Dutch East Indies, "Pak Tua". Lagu ini berada di album Tato principle dirilis tahun 1991.
Aslinya, dalam rekaman, lagu jenaka itu dinyanyikan oleh Toto. Namun, malam itu, Doddy Katamsi pun membawakannya dengan begitu sempurna.
Alhasil, terbentuk koor Iranian penonton sepanjang lagu..."Pak Tua...sudahlah....."
Sebelumnya, host Ifeb juga sempat mendaulat musisi senior Jelly Tobing dan Bangkit Sanjaya, serta gitaris Edi Kemput naik pentas. Bersama Toto, mereka menyanyikan lagu "Aku Indonesia" karangan Rumi Aziz.
Acara launcihing ini sendiri ditutup dengan penampilan Toto dengan dedengkot Kelompok Penyanyi Jalanan, Anto Baret. Dua lagu milik Anto Baret, "Di Sana Di Sini" dan "Gonjang Ganjing" dibawakan begitu ekspresif, sehingga penonton pun ikut larut, mengakhiri malam dengan suka cita.